logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊHarga Karet Naik, Kebun...
Iklan

Harga Karet Naik, Kebun Terbengkalai Kembali Disadap

Pembatasan volume ekspor karet yang diterapkan sejak 1 April mulai mendorong kenaikan harga karet di tingkat petani.

Oleh
NIKSON SINAGA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MvGlcViM1kfmHVmsRo12fQ0MPsQ=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F20181103NSA07_1542455672.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Kepala Desa Bah Damar, Mislan Purba (52), mengumpulkan getah karet petani di desanya di Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Sabtu (3/11/2018). Harga karet mulai naik bulan ini setelah penerapan pembatasan ekspor oleh negara penghasil karet, yakni Thailand, Indonesia, dan Malaysia.

MEDAN, KOMPAS β€” Pembatasan volume ekspor karet yang diterapkan sejak 1 April mulai mendorong kenaikan harga karet di tingkat petani. Di Serdang Bedagai, Sumatera Utara, harga karet naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per kilogram. Hal itu membuat petani bergairah kembali untuk menyadap kebun yang sebelumnya terbengkalai.

”Kami mulai bergairah kembali menyadap tanaman karet. Kebun-kebun yang sebelumnya kami biarkan terbengkalai kini mulai kami sadap lagi,” kata Mislan Purba (53), petani karet yang juga Kepala Desa Bah Damar, Kecamatan Dolok Merawan, Selasa (16/4/2019).

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan