Harga karet terpantau naik tajam setelah Donald Trump mengambil kebijakan menunda penerapan tarif impor selama 90 hari.

Sehari setelah pengumuman Trump, pasar karet dunia langsung panik dan terjadi penurunan harga. Pemerintah harus segera mencari pasar potensial baru di luar AS.  

Turunnya pasokan karet dunia membuat harga karet naik. Harga karet di tingkat petani tembus Rp 13.000 per kg.

Menghadapi EUDR, Thailand menerapkan sistem Traceable Rubber Trading yang terintegrasi dengan bursa komoditas karet.

Kondisi ekspor karet yang menurun itu membuat posisi Indonesia tergantikan oleh Vietnam. Jika penurunan terus terjadi, bukan tidak mungkin dalam 10 tahun ke depan keberadaan karet di Indonesia punah.

Turunnya produktivitas kebun karet dalam enam tahun terakhir membuat pabrik karet kekurangan bahan baku. Kondisi ini berdampak pada berkurangnya daya operasional pabrik. Akibatnya, langkah efisiensi pun diterapkan.

Krisis pasokan bahan olah karet dari petani kian dalam di Sumatera Utara. Satu pabrik karet remah kembali tutup pada Juli ini, menyusul delapan pabrik yang sudah tutup sebelumnya.

Indonesia harus menyelamatkan industri karet nasional yang terpuruk. Alih fungsi kebun karet petani yang masif harus dihentikan. Peremajaan tanaman harus didorong. Potensi hilirisasi karet dalam negeri juga sangat besar.