Menu
Cari
Mobile App
Reward
Baru
Kompaspedia
Gerai
Institute
Weekend
Beranda
Polhuk
Pilkada 2024
Ekonomi
Wirausaha
Opini
Artikel Opini
Analisis Ekonomi
Analisis Budaya
Analisis Politik
Kolom
Tajuk Rencana
Surat Pembaca
Humaniora
Dikbud
Ilmiah Populer
Iptek
Kesehatan
Dana Kemanusiaan Kompas
Nusantara
Metro
Internasional
Olahraga
Tokoh
Sosok
Wawancara
Figur
Nama & Peristiwa
Gaya Hidup
Kendara
Gawai
Kuliner
Mode
Properti
Riset
Kajian Data
Linimasa
Survei
Investigasi
Tutur Visual
Video
Video Berita
Program
Dokumenter
Lainnya
cerita bersambung
Di tumpukan teratas, tampak dengan jelas tulisan Sandra: Ibuku seorang pelacur ….
Bagikan
Marti & Sandra (Bagian 15-Selesai)
Di tumpukan teratas, tampak dengan jelas tulisan Sandra: Ibuku seorang pelacur ….
Sastra
·
Marti & Sandra (Bagian 14)
Sandra memandang kertas putihnya dengan tajam. Ia melirik Ibu Guru Tati yang masih berjalan kian kemari. Sandra masih memperhatikan kertas putihnya. Ia tampak berpikir keras.
Sastra
·
Marti & Sandra (Bagian 13)
”Berjanjilah kepada Mama, kamu akan jadi perempuan baik-baik Sandra.”
Sastra
·
Marti & Sandra (Bagian 12)
”Aku menginginkan banyak dari dunia ini, tapi aku tidak ingin kawin dengan orang yang tidak kucintai.”
Sastra
·
Marti & Sandra (Bagian 11)
Marti mengangkat wajahnya. Pipinya basah. Ia memeluk Sandra dan melanjutkan tangisnya, yang terdengar ngilu, seperti rintihan, seperti merambati sebuah luka yang panjang.
Sastra
·
Iklan
Marti & Sandra (Bagian 10)
Adakah yang lebih baik di antara dua orang yang saling mencintai selain memperlihatkannya?
Sastra
·
Marti & Sandra (Bagian 9)
Aku seorang profesional. Kujual tubuhku, tapi tidak kujual hatiku.
Sastra
·
Marti & Sandra (Bagian 8)
Sandra memperlihatkan balonnya. Tampak jelas itu berasal dari kondom. Balon itu bukan hanya satu. Rumah itu nyaris penuh dengan balon kondom, ada yang melayang-layang.
Sastra
·
Marti & Sandra (Bagian 7)
Sandra mengerjapkan mata. Merasa seolah-olah melihat ibunya di antara mereka yang berada di dalam kaca, dengan sebuah nomor di dadanya.
Sastra
·
Marti & Sandra (Bagian 6)
Tulisan seharusnya memberi jalan keluar, bukan jalan buntu. Menulis itu seharusnya menjadi cara untuk bebas.
Sastra
·
Lihat Lainnya
Iklan