Strategi Pemilu 2024
Menepis Politisasi SARA pada Kampanye Pemilu 2024
Indeks Kerawanan Pemilu 2024 yang dirilis Bawaslu memetakan potensi kerawanan Pemilu 2024 dari aspek munculnya politisasi SARA. Menjelang masa kampanye, semestinya isu sensitif tidak lagi menjadi komoditas politik.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F06%2F19%2F9d881086-9199-42ab-9f38-90897c4f8595_jpg.jpg)
Pengendara sepeda motor melintasi mural kampanye anti-SARA dalam pemilihan umum yang tergambar di dinding Jalan Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (19/6/2020).
Memori publik terkait isu suku, agama, ras, dan antar-golongan atau SARA kerap kali identik dengan sesuatu yang sensitif. Terlebih jika isu SARA ini dilekatkan pada kepentingan politik. Tahapan Pemilihan Umum 2024, yang segera memasuki masa kampanye pada akhir November 2023, selayaknya menjadikan isu sensitif itu tidak lagi menjadi komoditas politik.
Pesan tersebut tergambar dari upaya Badan Pengawas Pemilihan Umum saat merilis Indeks Kerawanan Pemilu pada aspek isu strategis politisasi SARA di Yogyakarta pada 10 Oktober 2023.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 17 dengan judul "Menepis Politisasi SARA pada Kampanye Pemilu 2024".
Baca Epaper Kompas