logo Kompas.id
RisetJalan Panjang Polemik Impor...
Iklan

Jalan Panjang Polemik Impor KRL Bekas (Bagian 2)

Tingkat okupansi KRL pada Februari lalu saat ”peak hour” rata-rata mencapai 108 persen. Artinya, jumlah penumpang telah melebihi kapasitas angkut KRL pada saat jam sibuk.

Oleh
Yulius Brahmantya Priambada
· 1 menit baca
Penumpang kereta rel listrik (KRL) arah Cikarang via Manggarai menunggu kereta berhenti di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2023).
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN

Penumpang kereta rel listrik (KRL) arah Cikarang via Manggarai menunggu kereta berhenti di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2023).

Rencana impor kereta bekas oleh PT Kereta Commuter Indonesia mendulang polemik yang hingga kini belum menemui titik terang. Padahal, ada potensi peningkatan kepadatan penumpang hingga hampir dua kali lipatnya apabila persoalan ini tidak segera ditangani.

Pokok persoalan atas pusaran polemik itu berkaitan erat dengan keharusan memensiunkan 29 rangkaian kereta hingga tahun 2024. Jumlah itu terdiri dari 10 rangkaian pada tahun 2023 dan 19 rangkaian pada 2024. Penghentian ini dilakukan dengan alasan waktu operasional kereta telah melewati batas maksimal usia pemakaian.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan