MEDIA SOSIAL
Para ”Buzzer” di Pusaran Narasi Pemilu 2024
”Wacana perpanjangan periode presiden dan amendemen UUD 1945 di Twitter bukan wacana organik dari percakapan warganet, melainkan dimunculkan dan diamplifikasi akun-akun robot,” ujar Direktur TSRC Yayan Hidayat.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F625062fa-3326-42c3-b3fc-40b0126c9a0c_jpg.jpg)
Maraknya berita bohong (hoax) di media sosial menjadi keprihatinan warga yang dituangkan melalui mural di kolong jembatan di kawasan Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (20/6/2021).
Pemilu 2024 masih sekitar 2,5 tahun, tetapi keriuhannya sudah mulai terasa mendengung di media sosial. Berbagai narasi warganet, bahkan dari buzzer atau pendengung, terdeteksi sudah memenuhi linimasa, mulai dari pengenalan tokoh-tokoh yang berpotensi maju hingga isu soal penundaan pemilu.
Pertengahan Agustus 2021, sejumlah unggahan tentang kabar penundaan Pemilu 2024 tersebar di media sosial. Salah satunya berupa potongan berita daring berjudul ”KPU Sebut Pemilu Serentak 2024 Kemungkinan Diundur ke 2027”.