Iklan
Politik Menggerus Makna
Di dalam praktik berbahasa, perilaku politik mampu menciptakan distorsi dan degradasi makna. Konflik politik, misalnya, disebut ”dinamika”, padahal yang terjadi adalah gontok-gontokan serius.
Karena wataknya yang agresif, posesif, dan kadang beringas serta destruktif, politik mempunyai potensi besar menggerus makna kata dan bahasa. Kata-kata yang semula memiliki makna yang netral pun menjadi bias, ambigu, bahkan bisa berubah penuh tendensi.
Sebut saja kata lobi (lobby) yang berarti ’bagian dari ruang hotel dan memiliki banyak fungsi: dari ruang tunggu, pertemuan, sampai pusat informasi’. Lobi yang merupakan kata benda dapat berubah menjadi melobi (lobbying) yang berkelas kata kerja.