Jakarta sudah semestinya menjadi simbol perlawanan terhadap elite yang merampas demokrasi dari panggung pesta rakyat.

Perludem menyebutkan sulit membuktikan praktik cawe-cawe polisi dalam pilkada. Apalagi, cawe-cawe tersebut dilakukan dengan terstruktur, sistematis, dan masif.

Dua paslon dalam Pilgub Jateng buka suara terkait dukungan Presiden Prabowo Subianto kepada salah satu paslon.

Presiden Prabowo meminta masyarakat memilih salah satu paslon di Pilgub Jateng. Cawe-cawe itu dinilai tidak elok.

Meskipun tak ada larangan resmi di dalam undang-undang, presiden-wakil presiden seharusnya tak cawe-cawe dalam pilkada.

Sebagai bagian dari Hipmi, Presiden Jokowi menyampaikan tak salah jika ia memberikan arahan bakal capres terhadap Hipmi. Namun, Presiden tak menanggapi uluran jempolnya ke arah Ganjar dan Prabowo saat di Pekalongan.

Di dalam praktik berbahasa, perilaku politik mampu menciptakan distorsi dan degradasi makna. Konflik politik, misalnya, disebut ”dinamika”, padahal yang terjadi adalah gontok-gontokan serius.

Kata ”toleransi” di Indonesia nyatanya memang hanya mudah diucapkan tetapi sangat sulit diterapkan. Barangkali saja orang yang mengucapkan hanya sekadar ikut-ikutan tanpa memahami maknanya. Sekadar terlihat kekinian?