logo Kompas.id
NusantaraMenuntaskan Konektivitas di...
Iklan

Menuntaskan Konektivitas di Trans-Kalimantan

Tahun 1960, jalan Trans-Kalimantan kali pertama dibangun dengan mimpi besar membangun ibu kota di Pulau Borneo. Kini, 61 tahun kemudian, konektivitas mulai terbangun, tapi masih ada pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan

Oleh
DIONOSIUS REYNALDO TRIWIBOWO/EMANUEL EDI SAPUTRA/JUMARTO YULIANUS/SUCIPTO/BRIGITA MARIA LUKITA)
· 1 menit baca

Jaelani (45), seorang sopir travel, menggerutu saat mobil sedan miliknya menembus jalan berlumpur di Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Jalan berlumpur itu membuat pantat sedan Jaelani hampir terperosok ke rawa di sebelah kanan jalan.

Jalan nasional itu berlumpur dan berlubang di mana-mana sejak banjir setiap tahun menerjang. Bahkan, pada November 2021, Jalan Trans-Kalimantan bagian utara itu terputus tak bisa dilalui karena ketinggian banjir hingga 155 sentimeter.

”Gak mau jalan, nanti gak dapat uang. Mau kerja, jalannya kayak begini,” gerutunya diakhiri helaan napas. Kompas menemuinya saat sedang beristirahat di pinggir jalan seusai melewati jalan berlumpur pada Jumat (10/12/2021).

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan