logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊMasyarakat Belum Bijak...
Iklan

Masyarakat Belum Bijak Mengonsumsi dan Mengelola Pangan

Kehilangan dan sampah makan di Indonesia selama 2000-2019 berkisar 23-48 juta ton per tahun atau 115-184 kilogram per kapita per tahun. Perilaku masyarakat menjadi penyebab utama persoalan sampah makanan ini.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2FXp6k91K4jWWkA7X24QCyqq1Eo=/1024x653/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F0f4549c7-a3ee-4aea-9e40-0588e466ee5d_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Sampah berbahan plastik yang digunakan untuk kemasan makanan dan minuman di aliran Sungai Ciliwung di Kanal Barat yang berada di wilayah Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (12/3/2020).

JAKARTA, KOMPAS β€” Sepertiga makanan yang diproduksi untuk manusia hilang atau terbuang saat proses panen hingga konsumsi. Perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya bijak dalam mengonsumsi dan mengelola pangan menjadi salah satu penyebab utama banyaknya sampah makanan yang tertimbun di tempat pembuangan akhir.

Studi The Economist Intelligence Unit (EIU) pada 2017 menyatakan, Indonesia menjadi negara pembuang makanan terbanyak kedua di dunia dengan rata-rata 300 kilogram per orang per tahun. Sementara kajian lembaga lainnya pada tahun 2018, sebanyak 44 persen timbulan sampah di Indonesia merupakan sampah makanan.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan