logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiManusia Kerdil di Manggarai...
Iklan

Manusia Kerdil di Manggarai karena Genetik dan Lingkungan

Keberadaan populasi orang pendek di desa-desa sekitar Liang Bua di Manggarai, Nusa Tenggara Timur, ternyata secara genetika tidak terkait dengan Homo floresiensis yang fosilnya ditemukan di gua Liang Bua.

Oleh
Ahmad Arif
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/OOq9foVmtXxLNIwbdCfeihlbPXc=/1024x739/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2FScreen-Shot-2021-06-09-at-21.27.57_1623244924.png
Kompas

Kondisi goa Liang Bua, di Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Rabu (9/62021). Di goa ini pernah ditemukan fosil manusia kerdil Homo floresiensis. Di desa-desa sekitarnya hingga saat ini masih bisa dijumpai manusia (Homo sapiens) pendek, tetapi riset oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menunjukkan tidak ada keterkaitan genetik di antara keduanya.

JAKARTA, KOMPAS — Kelainan genetik yang dipicu oleh adaptasi terhadap kondisi lingkungan menjadi faktor utama keberadaan orang pendek yang ditemukan di desa-desa sekitar Liang Bua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Genom orang kerdil ini dipastikan tidak memiliki bauran dengan genetika manusia hobit purba Homo floresiensis yang fosilnya ditemukan di goa Liang Bua.

”Keberadaan populasi pendek atau pigmi modern (Homo sapiens) di desa dekat goa Liang Bua, tempat ditemukannya fosil Homo floresiensis atau hobit, telah lama menjadi tanda tanya. Apakah mereka memiliki kaitan genetik,” kata ahli genetika populasi Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Herawati Supolo Sudoyo, di Manggarai, Rabu (9/6/2021).

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan