PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Asesmen Berkala untuk Mengidentifikasi Kemampuan Literasi Siswa
Guru berperan penting mendongkrak literasi siswa. Diperlukan intervensi melalui pengajaran yang tidak sekadar belajar membaca, tetapi juga memahaminya baik secara literal maupun inferensial.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F01%2F08%2F94f24418-c78a-48b0-bff8-9e927b3ae0e3_jpg.jpg)
Siswa membaca buku-buku yang tersedia di motor perpustakaan keliling di SDN 02 Malakasari, Jakarta Timur, Selasa (8/1/2019). Layanan perpustakaan keliling ini menjadi sarana yang dinanti para siswa untuk membaca buku-buku baru dan menambah pengetahuan.
JAKARTA, KOMPAS — Hasil Asesmen Nasional 2021 menunjukkan satu dari dua peserta didik di Indonesia belum mencapai standar kompetensi minimum literasi. Guru punya peran penting dalam mendongkrak literasi siswa sehingga didorong melakukan asesmen berkala untuk mengidentifikasi kemampuan siswa.
Dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Nunik Sugesti, mengatakan, kemampuan membaca bukan proses alami karena tidak terbentuk dengan sendirinya. Diperlukan intervensi melalui pengajaran untuk meningkatkan literasi siswa yang tidak sekadar membaca, tetapi juga memahami bacaan, baik secara literal maupun inferensial.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Asesmen Identifikasi Literasi Siswa".
Baca Epaper Kompas