logo Kompas.id
HumanioraAlihkan Dana Belanja Rokok...
Iklan

Alihkan Dana Belanja Rokok untuk Protein Hewani Anak

Rokok jadi salah satu penyebab ”stunting” atau tengkes pada balita. Namun, banyak orangtua memilih membeli rokok daripada membelikan telur untuk anaknya. Telur jadi sumber protein hewani yang murah dan mudah dijangkau.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
· 1 menit baca
Ikan hasil penangkapan di perairan Papua diturunkan dari lambung kapal untuk dibawa ke gudang berpendingin di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Sabtu, 7 November 2020. Indonesia tercatat sebagai penghasil perikanan terbesar kedua di dunia. Sektor ini menghasilkan sekitar 4,1 miliar dollar AS pendapatan ekspor tahunan, menunjang lebih dari 7 juta pekerjaan, dan menyediakan lebih dari 50 persen protein hewani bagi masyarakat Indonesia.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Ikan hasil penangkapan di perairan Papua diturunkan dari lambung kapal untuk dibawa ke gudang berpendingin di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Sabtu, 7 November 2020. Indonesia tercatat sebagai penghasil perikanan terbesar kedua di dunia. Sektor ini menghasilkan sekitar 4,1 miliar dollar AS pendapatan ekspor tahunan, menunjang lebih dari 7 juta pekerjaan, dan menyediakan lebih dari 50 persen protein hewani bagi masyarakat Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS — Selepas masa pemberian air susu ibu eksklusif, anak perlu mendapat asupan protein hewani yang mencukupi untuk mendukung tumbuh kembangnya. Namun, kurangnya pengetahuan dan kesadaran membuat asupan protein hewani mereka sangat kurang hingga rentan memicu tengkes atau stunting.

”Saat bayi berumur 6 bulan, ASI (air susu ibu) saja tidak cukup, tetapi harus ditambah makanan dari protein hewani, bukan karbohidrat, sayur, buah, atau tempe (protein nabati),” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam gelar wicara daring ”Protein Hewani Cegah Stunting” dari Jakarta, Kamis (9/2/2023). Protein hewani penting untuk pengembangan otak dan mencukupi gizi bayi.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan