Model Kerja Baru
Keuntungan dan Risiko Bekerja dari Rumah untuk Perusahaan Luar Negeri
Berdasarkan data ILO, markas 60 persen perusahaan platform ekonomi digital besar terkonsentrasi di AS dan Uni Eropa.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F06%2F24%2F067de23a-d4bb-4217-8a63-fe64a9009680_jpg.jpg)
Pekerja kantoran menunggu kedatangan kereta api di Stasiun Cawang, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2024).
Pesatnya perkembangan industri teknologi digital membuka peluang bekerja dengan berbagai macam orang di belahan dunia mana pun. Teknologi memungkinkan orang bekerja dari jarah jauh, bahkan lintas negara, dengan tetap terhubung secara unit. Kini, opsi bekerja dari jarak jauh terbuka lebar, berikut keuntungan dan risikonya.
Zain Fathoni (33), warga Yogyakarta, mengambil tawaran bekerja jarak jauh (remote worker) sebagai senior front-end engineer di salah satu perusahaan Amerika Serikat yang bergerak di bidang software-as-a-service (SaaS) atau perangkat lunak untuk layanan e-dagang. Keputusan ini ia ambil setelah 10 tahun bekerja kantoran sebagai karyawan bidang teknologi informasi komunikasi (TIK) di Jakarta dan Singapura.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Plus Minus WFA untuk Perusahaan Luar Negeri".
Baca Epaper Kompas