Lebih dari 30 kasus kecelakaan fatal di sungai-sungai di Jawa Timur sejak awal tahun memperlihatkan pengabaian keselamatan dan jati diri sebagai masyarakat peradaban maritim memudar.

Perusakan dan pencemaran Sungai Brantas sejak di kawasan hulu seolah menegaskan takdir atau nasib buruk kawasan hilir yakni Surabaya, ibu kota Jawa Timur, yang harus menerima konsekuensi bencana lingkungan.

Kota Batu, Jawa Timur, yang berada di hulu Sungai Brantas, mempunyai beragam potensi bencana. Sejumlah langkah mitigasi bencana pun disiapkan untuk mengurangi risiko bencana.

Jawa adalah pulau dengan frekuensi tinggi bencana. Selain kondisi alam seperti keberadaan sesar gempa, gunung api aktif, dan cuaca ekstrem, bencana di Jawa juga berkait dengan masalah tata ruang dan alih fungsi lahan.

Longsor menjadi salah satu kerawanan bencana di Kota Malang selama ini selain genangan (banjir), puting beliung, dan pohon tumbang.

Beberapa hari lalu, seorang warga Kediri mendapati anak buaya di salah satu anak Sungai Brantas. Setelah dievakuasi, buaya itu kini dirawat BBKSDA hingga siap dilepasliarkan ke alam.

Keberadaan tambangan bukti kecanggihan teknologi transportasi air pada masa lampau. Warisan itu layak dijaga dan diperhatikan sebagai bekal membangun peradaban pada masa kini dan nanti.

Perjalanan menyusuri Sungai Brantas dari warung wader di Kecamatan Ngadiluwih hingga kafe Bandar Latte di Kediri, Jawa Timur.