infrastruktur
Tambangan, Warisan Budaya Transportasi yang Terpinggirkan
Keberadaan tambangan bukti kecanggihan teknologi transportasi air pada masa lampau. Warisan itu layak dijaga dan diperhatikan sebagai bekal membangun peradaban pada masa kini dan nanti.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F2021016nik-perahu-tambangan8_1636801725.jpg)
Aktivitas tambangan (perahu penyeberangan) di Desa Penambangan yang menghubungkan Sidoarjo dengan Gresik, Senin (16/8/2021).
Tambangan (perahu penyeberangan) merupakan warisan peradaban berusia ratusan tahun bahkan mungkin ribuan tahun yang tetap menjadi nadi transportasi di zaman kekinian. Namun, meski telah berperan signifikan dalam melayani aktivitas masyarakat, membangun konektivitas, dan menjembatani kegiatan ekonomi, keberadaan angkutan penyeberangan sungai ini kurang mendapat perhatian.
Terbaliknya tambangan di Sungai Bengawan Solo, Desa Ngadirejo, Rengel, Tuban, Jawa Timur, yang menewaskan lima penumpang dan empat orang lainnya itu belum ditemukan, pada Rabu (3/11/2021), mengundang keprihatinan. Namun, keprihatinan itu harus ditindaklanjuti dengan kebijakan untuk mencegah tragedi terulang kembali. Setidaknya meminimalkan jatuhnya korban.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 19 dengan judul "Perahu Tambangan, Warisan Budaya Transportasi yang Terpinggirkan".
Baca Epaper Kompas