Bursa Efek Indonesia berupaya meningkatkan perlindungan investor dengan memaksa emiten memperbaiki performa usaha.

”Right issue” jadi strategi emiten untuk menambah modal usaha di tengah tren suku bunga tinggi.

Aksi korporasi untuk menambah modal melalui penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue masih akan ramai pada paruh kedua tahun 2023 ini.

Sampai 23 Juni 2023, sebanyak 18 emiten menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dulu (right issue), sementara 24 perusahaan lainnya berencana menempuh langkah serupa tahun ini.

Beban utang BUMN terhadap modal turun dari 38 persen menjadi 34 persen. Hal ini membuat rata-rata BUMN kini memiliki postur keuangan 60 persen berasal dari modal dan sisanya dari utang.

Sedikitnya 40 emiten di Bursa Efek Indonesia mengumpulkan modal melalui "right issue" hingga 20 Desember 2022. Sementar itu, ada 27 perusahaan lainnya yang berada di "pipeline" untuk menempuh cara serupa.

Emiten yang bergerak pada bidang otomotif dan pembiayaan, PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk, menunda pelaksanaan ”right issue” hingga tahun 2023. Harapannya, perseroan ataupun investor lebih siap.

Sebanyak Rp 3,4 triliun digunakan untuk pembiayaan kembali obligasi yang jatuh tempo di 2023. Sementara Rp 500 miliar akan digunakan untuk modal kerja dan menyelesaikan proyek-proyek yang ditangani Waskita.