Kerja wartawan mirip seperti sejarawan. Apa yang wartawan tulis akan menjadi sejarah dan bisa saja suatu saat menjadi rujukan untuk penelitian, pengajaran, atau liputan lain. Benarkah?

Radhar Panca Dahana, tubuhnya boleh tiada, tetapi pikiran-pikirannya terekam baik untuk menyempurnakan kehidupan bangsanya. Kepergian yang tegar, karena ia telah berjuang mempertahankan nyawanya berpuluh-puluh tahun.

Tubuh akhirnya menyerah. Nyawa kembali kepada Sang Pencipta. Budayawan Radhar Panca Dahana (56) wafat pada Kamis, 22 April 2021, pukul delapan malam di RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Budayawan Radhar Panca Dahana meninggal dunia, Kamis (22/04/2021) malam pukul 20.00 di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ia dikenal sebagai budayawan yang kritis dan gigih.

Pertunjukan teater-sastra ”LaluKau” memanggungkan puisi-puisi Radhar Panca Dahana. Sebagian puisi mengulik kekosongan manusia dalam kehidupan zaman sekarang. Manusia sibuk, bergerak, bertemu dengan sesama, tapi kosong.

Pementasan lakon ”LaluKau” di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (19/20/2020) malam. Karya panggung terbaru dari Teater Kosong ini mengungkapkan perjalanan spiritual Radhar Panca Dahana.

Premis bahwa kebudayaan suatu masyarakat bisa mati, sekarat, di dalam sebuah masyarakat yang masih hidup sungguh problematik dalam berbagai segi.

Sebagian budayawan merasa tidak dilibatkan sejak awal dalam rencana revitalisasi Taman Ismail Marzuki di Jakarta. Beberapa dari mereka menilai proyek ini hanya mengedepankan aspek komersial.