”Besok saya mau jualan burger aja,” celetuk Amin, pedagang gorengan keliling, di hari terakhirnya bisa menjual tahu dan tempe goreng.

Pada masa pandemi Covid-19 ini, pintu rezeki para pedagang sapu keliling sedikit tertutup seiring dengan banyaknya kawasan perumahan yang melakukan isolasi untuk menekan penyebaran Covid-19.

Hari libur tak menyurutkan niat sebagian pedagang keliling untuk mencari penghidupan. Mereka tetap mengadu peruntungan meskipun hasilnya tak selalu sesuai dengan harapan.

Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi pedagang kecil di Jakarta. Mereka harus terus mengetatkan ikat panggang lantaran pemasukan yang anjlok lebih dari separuh pendapatan lama.

Rasa keprihatinan terhadap nasib para pedagang keliling membuat Agung Setiawan (38) bersama temannya membuat perusahaan rintisan untuk memberikan nilai tambah kepada para pelaku sektor informal ini.

Upaya menjaga dapur tetap mengepul membuat para pedagang keliling di Ibu Kota jeli melihat situasi. Lokasi unjuk rasa menjadi salah satu ladang pengharapan untuk mengais rezeki.

Para pedagang sayur keliling membaca permintaan pasar di tengah pandemi Covid-19. Mereka jernih melihat kebutuhan prioritas para pelanggan yang kini mengurangi pengeluaran.