Isu ”deep learning” menggantikan Kurikulum Merdeka menjadi isu di media sosial. Hingga kini, belum ada keputusan untuk mengganti kurikulum.

Pembelajaran berdiferensiasi menjadi semakin penting untuk memastikan setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar sesuai kebutuhan dan potensi masing-masing. Sekolah wajib mengakomodasi keberagaman kebutuhan siswa itu.

Untuk mencapai tujuan program Merdeka Belajar, saatnya guru diberdayakan dalam merancang dan mengelola aktivitas pembelajaran yang benar-benar memerdekakan dan memberdayakan secara efektif, kreatif, dan inovatif.

Kurikulum Merdeka memusatkan pembelajaran pada siswa dalam mengembangkan potensinya. Hal ini membantu mengasah kreativitas siswa di sekolah.

Inovasi berbasis teknologi informasi menjadi faktor penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pandemi Covid-19 dalam 2,5 tahun terakhir telah mempercepat transformasi metode pembelajaran dengan teknologi digital.

Pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan relevan membuat anak-anak menikmati proses belajar. Pendampingan belajar di sekolah oleh guru dan orangtua yang sesuai kebutuhan anak membuat anak-anak semangat belajar.

Pada prinsipnya, setiap anak adalah pembelajar sempurna dan mandiri. Namun seringkali sistem sekolah menghambat kreativitas karena menuntut kesesuaian hampir sempurna. Sekolah dan guru harus mengubah metode pembelajaran.

Seleksi dan pengawasan ketat, serta cakupan vaksinasi anak di DKI Jakarta, sangat siap dalam mendukung implementasi pembelajaran tatap muka.