Harga obat di Indonesia bisa lima kali lipat lebih mahal dibandingkan harga obat di negara lain, seperti Malaysia dan Singapura.

Biaya pemasaran dan distribusi serta kompleksnya rantai pasok produk farmasi di Indonesia turut memengaruhi besarnya harga obat di masyarakat.

Rencana legalisasi kratom perlu dipertimbangkan dengan baik. Penelitian masih dilakukan untuk memastikan khasiatnya.

PP menyebutkan fitofarmaka sudah bisa masuk ke dalam Formularium Nasional Jaminan Kesehatan Nasional.

Impor bahan baku obat di Indonesia mencapai 90 persen. Transaksi alat kesehatan impor sebesar 88 persen. Pengembangan riset dari hulu ke hilir pun diperlukan untuk melepas ketergantungan bangsa dari produk impor.

Lebih dari 90 persen kebutuhan produk farmasi dan alat kesehatan di Indonesia masih diperoleh secara impor. Berbagai upaya dilakukan untuk mendorong kemandirian di dalam negeri.