logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊKapasitas Riset Farmasi dan...
Iklan

Kapasitas Riset Farmasi dan Alat Kesehatan Perlu Diperkuat

Impor bahan baku obat di Indonesia mencapai 90 persen. Transaksi alat kesehatan impor sebesar 88 persen. Pengembangan riset dari hulu ke hilir pun diperlukan untuk melepas ketergantungan bangsa dari produk impor.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Pekerja di salah satu pabrik alat kesehatan PT Jayamas Medica Industri (Onemed) di Mojoagung, Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (18/8/2022).
AGNES SWETTA PANDIA

Pekerja di salah satu pabrik alat kesehatan PT Jayamas Medica Industri (Onemed) di Mojoagung, Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (18/8/2022).

JAKARTA, KOMPAS – Kapasitas riset dan pengembangan produk farmasi dan alat kesehatan di Indonesia perlu ditingkatkan untuk mewujudkan kemandirian bangsa. Ekosistem riset pun diharapkan bisa semakin terbangun melalui integrasi yang kuat antara akademisi, industri, dan pemerintah.

Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Roy Himawan mengatakan, industri kesehatan di Indonesia semakin berkembang. Saat ini setidaknya sudah ada 200 industri farmasi dan lebih dari 800 produsen alat kesehatan di dalam negeri. Meski begitu, ketergantungan Indonesia pada produk impor masih tinggi.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan