Petani kopi, kakao, dan lada menyambut gembira masa panen tahun ini karena harga komoditas tersebut melonjak.

Warisan itu tidak akan bertahan tanpa komitmen masyarakat di kaki gunung purba Gunungkidul itu untuk membangun desa.

Harga kakao tumbuh 240 persen atau hampir tiga kali lipat setahun terakhir.

Potensi kakao di Kalteng terus dikembangkan. Kualitasnya bahkan setara dengan Eropa.

Sejumlah produsen cokelat memanggungkan hasil olahan kakao lokal di pasar global. Mereka menggarapnya dari hulu hingga hilir. Hasilnya, mereka membuktikan bahwa Indonesia bisa mendapatkan nilai tambah lebih besar.

Petani kakao di Lampung diajak membidik pasar ekspor. Mereka perlu melakukan proses pengolahan biji kakao untuk memenuhi kualitas ekspor dan meningkatkan harga jual.

Sebagai negara penghasil, sudah saatnya petani kakao di Indonesia memiliki nilai tambah dari kakao sekaligus mengembangkan kakao berkelanjutan yang tahan banting di cuaca ekstrem dan ramah lingkungan.

USAID meluncurkan program untuk mendukung agar petani kecil kakao di Indonesia dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan dengan praktik pertanian yang beradaptasi dengan iklim.