Pada zaman ketika kebangsaan semakin kehilangan arah dan intelektualitas semakin terpinggirkan, kita membutuhkan sosok-sosok seperti Rama Mangun.

Mia Bustam telah meniti hidup yang panjang, dengan ingatan tebal atas lapisan-lapisan kenangan yang telah dihimpun.

Sri Diharto menuliskan pengalaman hidupnya dalam tiga babak: ITB, TNI AU, dan keluarga sebagai kado bagi anak cucu.

Nasionalisme itu sesuatu yang bergerak. Pancasila harus dilihat cakrawala yang indah, bukan fondasi di kaki kita. Cakrawala berbeda dengan langit yang harus dilihat dengan mendongak dan melelahkan.

Tjong (sebuah novel), karya Herry ’Gendut’ Janarto, semi-biografi bergaya novel mengisahkan Tjong Kie Lin, pria Hakka sederhana, tetapi berprinsip hidup baik dan ikhlas termasuk mendukung perjuangan bangsa di Yogyakarta.

Luhut Binsar Pandjaitan merupakan sosok yang sejak semula dilatih sebagai prajurit Kopassus yang tugasnya berperang dan bertindak keras terhadap lawan. Namun saat menangani pandemi, ia selalu mengedepankan belas kasihan.

Luhut Pandjaitan yang berulang tahun ke-75 mendapat hadiah buku biografi ”Luhut” dari adiknya, Kartini. Buku itu ditulis oleh Noorca Massardi.

Berdasar kisah kehidupan Frans Seda, putra Flores kelahiran Maumere yang berjasa besar bagi bangsa dan negara serta berjuang sepanjang hayat dan bekerja melampaui tugasnya itu patut dianugerahi gelar pahlawan nasional.