Menjelang malam Natal, masyarakat suku Lani di Papua menggelar tradisi Bakar Batu. Tradisi ini menghangatkan suasana Natal sekaligus mengeratkan persaudaraan.

Seperti tinggalan arkeologi, teknik memasak dan makanan adalah artefak kebudayaan yang bisa mengisahkan jejak nenek moyang.

Aparat gabungan TNI Polri bersama masyarakat Papua menggelar tradisi bakar batu, Kamis (22/9/2022) di kompleks warga pegunungan tengah di Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua.

Bagi mereka, tinggal di kota tidak membuat mereka meninggalkan adat istiadat. Tradisi bakar batu menjadi sarana untuk bersyukur dan menguatkan rasa kekeluargaan.

Sering kali karena tidak kenal, orang luar Papua berprasangka negatif mengenai masyarakat Papua. Padahal, di Papua, begitu banyak tradisi adat yang menggambarkan keterbukaan dan keramahtamahan orang Papua.

Sejumlah warga di Jayapura, Papua dan Ambon, Maluku, menghindari lokasi wisata pantai. Mereka memilih berdiam di rumah atau melakukan rekreasi jauh dari kerumunan, seperti bakar batu di kebun sendiri.

Petani melakukan bakar batu dengan berbagai hasil kebun berupa ubi kayu dan petatas, serta ikan dan daging di kebun Bukit Kali Petra, Kota Ambon, Maluku. Kebun tersebut mulai digarap warga sejak pandemi Covid-19.

Jauh dari Tanah Papua, puluhan mahasiswa Papua yang menimba ilmu di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, menghadirkan ”kampung halaman”. Mereka menggelar barapen atau memasak dengan cara tradisional, yakni bakar batu.