Keluarga seharusnya menjadi tumpuan hidup anak. Namun, sejumlah anak meninggalkan keluarga dan berkonflik dengan hukum.

Anak-anak yang sempat kehilangan mimpinya akibat terseret kasus pidana perlahan mulai membangun mimpinya. Setidaknya hal ini dimulai dari Pawon Lare, warung makan di LPKA Yogyakarta.

Pergaulan tidak sehat membuat sebagian anak turut menjadi pelaku kriminalitas dan harus berhadapan dengan hukum.

Anak memiliki hak khusus yang wajib dilindungi oleh negara ketika mereka tersandung persoalan hukum.

Anak tetap harus memperoleh hak pendidikan meski tengah menjalani masa hukuman akibat kasus pidananya. Prinsip itu pula yang dipegang oleh Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Yogyakarta.

Negara harus menjamin perlindungan kepada anak secara menyeluruh tanpa batasan sekat. Anak yang berkonflik dengan hukum sekalipun berhak mendapatkan naungan ini.

Bahtsul Masail Kubro yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat merekomendasikan batas usia maksimal pelaku anak yang berhadapan dengan hukum atau ABH turun dari 18 tahun menjadi 15 tahun.

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung dihuni 156 anak binaan. Mereka dibimbing untuk menjadi lebih baik dan tidak melakukan kejahatan kembali. Kunjungan keluarga hingga handai tolan sangat berarti bagi mereka.