Proses akulturasi budaya di Nusantara tak hanya terjadi dalam aspek seni dan kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam interaksi sosial.

Penelitian jejak budaya Tionghoa di Nusantara perlu dikembangkan untuk memperkaya wawasan kebudayaan, termasuk adaptasi dalam arsitektur, seni, makanan, dan perkembangan sastra Indonesia modern.

Ada yang menyebut Aceh merupakan singkatan dari Arab, China, Eropa, dan India/Hindia. Karena keterbukaan itu juga, para pendakwah memilih Aceh sebagai titik mula penyebaran agama Islam di Nusantara.

Pementasan wayang potehi menjadi hiburan di mal menjelang Imlek. Suguhan kesenian ini kental dengan budaya khas Tionghoa.

Orang-orang Tionghoa yang datang ke Nusantara sejak berabad-abad lalu beradaptasi dengan budaya lokal. Hal ini turut memperteguh persaudaraan di tengah kemajemukan bangsa.

Sejak abad ke-15, pedagang Melayu telah berlayar ke sejumlah pulau di kawasan timur Nusantara. Interaksi mereka dengan warga lokal dalam perdagangan dan penyebaran agama Islam turut berperan menjembatani keindonesiaan.

Rempah tidak hanya berfungsi untuk kesehatan, tetapi juga bisa untuk konservasi rumah tradisional berbahan kayu. Kegunaan rempah didorong jadi agenda promosi Jalur Rempah.

Tanah Betawi tumbuh dan berkembang dengan beragam akulturasi kebudayaan, makanan, seni hingga tradisi dan ritual masyarakatnya. Peradaban dan modernitas yang terus berjalan membuat kesenian tradisi menjadi terpinggirkan.