Mencari jejak bisnis keluarga Akidy di Kota Langsa bukan hal mudah. Akidy sudah 45 tahun meninggalkan kota kelahirannya itu. Sumber informasi yang mengetahui kehidupan Akidy pun sangat terbatas.

Untuk membantu Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, seharusnya keluarga Akidi Tio membuat perjanjian hibah, yang salinannya harus disampaikan ke Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Program Kementerian Keuangan.

Polda Sumsel menerjunkan tim psikolog untuk memeriksa kejiwaan anak bungsu Akidi Tio, Heryanty. Hal ini untuk menentukan kelanjutan proses pemeriksaan yang sedang berlangsung.

Kadinkes Sumsel menyatakan lebih karena niat baik, ia menghubungkan dokter keluarga Akidi Tio dengan Kapolda Sumsel. Ia pun siap jika Polda Sumsel memanggilnya untuk dimintai keterangan terkait bantuan Rp 2 triliun itu.

Setelah dilakukan pengecekan di Bank Mandiri, uang yang ada di rekening giro Heryanty ternyata tidak cukup dengan nilai yang tertera dalam bilyet giro yang diberikan oleh Heryanty sepekan lalu senilai Rp 2 triliun.

Polda Sumsel berkomitmen membantu Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio, kalau memang menghadapi kendala dalam mencairkan dana bantuan sebesar Rp 2 triliun. Polisi berupaya memastikan keberadaan dana tersebut.

Akibat bilyet giro tak kunjung cair, Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio, dipanggil ke Polda Sumsel untuk memberikan klarifikasi. Jika memang dana itu tidak ada, kasus ini bisa ditarik ke ranah pidana.

Kepolisian Daerah Sumatera Selatan menetapkan Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio, sebagai tersangka kasus penipuan dana hibah Covid-19 bagi warga Palembang sebesar Rp 2 triliun.