Kesepakatan dalam pendanaan iklim dianggap sangat menentukan masa depan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang dampaknya semakin menguat.

Anak muda di seluruh dunia menjadi kalangan paling rawan terdampak perubahan iklim. Di tangan mereka, transisi teknologi, budaya, dan ekonomi untuk dunia lebih baik bakal menemukan bentuknya di masa depan.

Pada tahun 2035, proporsi penduduk dunia mayoritas akan bermukim di wilayah perkotaan. Fenomena ini berekses pada tingginya emisi karbon yang berpotensi meningkatkan ancaman bencana di kawasan urban.

Mitigasi krisis iklim harus dilakukan bersama-sama oleh semua lapisan masyarakat. Kemampuan adaptasi sebaiknya tidak hanya berfokus pada generasi yang lebih muda, tetapi hingga pada kelompok lansia.

Sejarah masyarakat antroposen menjadi titik balik narasi tentang posisi sentral manusia yang memiliki adil terhadap perubahan situasi keplanetan terkini yang tidak terlepas dari segala aktivitas antropogenik masa lalu.

Pembangunan berketahanan iklim tidak hanya fokus pada isu adaptasi perubahan iklim, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi, sosial, dan ekologis. Strategi ini bisa menghindarkan dari sejumlah ancaman.

Inggris mengajak negara-negara di dunia untuk tidak hanya berbicara, tetapi bertindak nyata dalam aksi iklim global dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan membangun ketangguhan.