Nutrisi
Tengkes Jadi Masalah ASEAN
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F20190502_154140SILO.jpg)
Kepala Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia Ahmad Syafiq (kanan), Petugas Teknis Divisi Kesehatan Sekretariat ASEAN Michael Glen (kiri) dan Alautiah Miftahayati Rahmunanda (kedua dari kiri) mempresentasikan masalah tengkes (stunting) pada diskusi yang dimoderatori Ibrahim Almuttaqi di The Habibie Center, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
JAKARTA, KOMPAS -- Sebagian besar negara ASEAN masih menghadapi masalah tengkes (stunting). Data Regional Report on Nutrition Security in ASEAN Volume 2 tahun 2016 menyebutkan, dari 10 negara ASEAN hanya Thailand dan Malaysia yang prevalensi tengkesnya rendah. Sementara data dari Singapura tidak tersedia, tujuh negara ASEAN lainnya memiliki prevalensi tengkes menengah hingga sangat tinggi.
Negara ASEAN dengan prevalensi tengkes sangat tinggi adalah Laos (44 persen), disusul oleh Indonesia (37 persen), Myanmar (35 persen), Kamboja (35 persen), dan Filipina (30 persen) yang terkategori tinggi. Angka untuk Indonesia itu masih menggunakan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Tengkes Jadi Masalah ASEAN".
Baca Epaper Kompas