logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊKantor Gubernur, Tanah Adat,...
Iklan

Kantor Gubernur, Tanah Adat, dan Konflik Agraria di Wamena

Pembangunan infrastruktur tanpa kajian riset dan pendekatan kultural akan berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat.

Oleh
Yohanes Mega Hendarto
Β· 0 menit baca
Wamena dilihat dari Bukit Berdosa, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu (20/12/2021). Bukit Berdosa letaknya tidak jauh dari Bandara Wamena. Bukit didominasi oleh batuan cadas dan ilalang. Dari atas bukit, wisatawan dapat melihat sepenggal keindahaan Lembah Baliem yang dikelilingi Pegunungan Jayawijaya.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA (BAH)

Wamena dilihat dari Bukit Berdosa, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu (20/12/2021). Bukit Berdosa letaknya tidak jauh dari Bandara Wamena. Bukit didominasi oleh batuan cadas dan ilalang. Dari atas bukit, wisatawan dapat melihat sepenggal keindahaan Lembah Baliem yang dikelilingi Pegunungan Jayawijaya.

Rencana pembangunan kantor gubernur Provinsi Papua Pegunungan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, menimbulkan potensi konflik di tataran masyarakat asli Papua. Proyek pembangunan infrastruktur tetap berjalan meski permasalahan adat antarsuku yang belum terselesaikan.

Provinsi Papua Pegunungan memiliki anugerah lanskap wilayah yang indah dan berlimpah sumber daya alam. Kesuburan tanahnya terlihat di seluruh bentang alam Pegunungan Jayawijaya yang wilayahnya teraliri Sungai Baliem (Sungai Vriendschaps). Berkah alam ini memberi kehidupan ke perkampungan-perkampungan suku asli yang sudah lama menetap sebelum NKRI berdiri. Dalam perkampungan-perkampungan adat itulah kekayaan budaya dilestarikan dan diturunkan hingga saat ini.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan