logo Kompas.id
RisetWaspadai Kegemukan pada Anak
Iklan

Waspadai Kegemukan pada Anak

Tantangan mengatasi malnutrisi pada anak bertambah. Selain tengkes, kini negara-negara di dunia harus menekan angka prevalensi anak dengan berat badan lebih dan obesitas. Kondisi malnutrisi berdampak pada kesehatan anak.

Oleh
Debora Laksmi Indraswari
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/yULNzA_ZVyUjyQb04bH7wHSlsa0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FMengontrol-Obesitas-Anak_87022860_1580829701.jpg
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Siswa SD di Tangerang Selatan, Banten, mengikuti mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di lapangan sekolah, Januari 2019. Olahraga menjadi salah satu kegiatan luar ruang di sekolah yang bisa mengendalikan obesitas pada anak.

Sepanjang 2000-2016, proporsi anak (usia 5-19) dengan berat badan lebih menunjukkan tren peningkatan. Pada 2000, satu dari sepuluh anak tergolong overweight. Enam tahun kemudian, satu dari lima anak dinyatakan kelebihan berat badan. Artinya, proporsinya meningkat dua kali lipat.

Temuan ini tercatat dalam Laporan Unicef 2019 berjudul ”Children, Food, and Nutrition: Growing Well in Changing World”. Laporan itu merangkum permasalahan malnutrisi pada anak yang disebut the triple burden of malnutrition. Tiga permasalahan ini terdiri dari kekurangan nutrisi (undernutrition), kelaparan tersembunyi (hidden hunger), dan kelebihan berat badan (overweight).

Editor:
Bagikan