logo Kompas.id
Politik & HukumTim Sukses Capres-Cawapres...
Iklan

Tim Sukses Capres-Cawapres Yakin Dapat Tambahan Suara dari Debat

Tambahan suara utamanya dari kelompok pemilih kritis.

Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, HIDAYAT SALAM
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TxiW-gdz4mIUeTjkL7lqqWN93WA=/1024x580/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F01%2F21%2F64ef5b66-506b-48d0-bc5a-3fb3df5fd00c_jpg.jpg

Tiga pasangan capres dan cawapres naik ke panggung pada akhir acara Debat Keempat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

JAKARTA, KOMPAS — Tim sukses dari ketiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sama-sama meyakini bahwa penampilan para kandidat yang mereka dukung dalam debat berdampak signifikan dalam menambah perolehan suara dari kelompok pemilih kritis. Gagasan yang disampaikan serta gaya debat yang diterapkan dinilai tidak hanya bisa memengaruhi pemilih yang belum menentukan pilihan, tetapi juga bisa mengubah pilihan pemilih.

Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Budiman Sudjatmiko, mengatakan, pihaknya meyakini penampilan Prabowo dan Gibran dalam empat kali debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) bakal menggenjot perolehan suara pasangan calon tersebut. Menurut dia, hal itu setidaknya terlihat dari tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran yang terekam dalam survei sejumlah lembaga. Berdasarkan kajian TKN, terdapat tren peningkatan, bahkan ada lembaga survei yang memperlihatkan pasangan tersebut bisa menang satu putaran.

Budiman melihat, tren peningkatan elektabilitas yang terjadi di masa-masa akhir menjelang pemungutan suara menunjukkan adanya pilihan dari para pemilih kritis. Pemilih kritis yang dimaksud adalah warga yang hingga detik-detik terakhir belum menentukan pilihan karena mereka menunggu kandidat yang paling sedikit kekurangannya dan paling sedikit memunculkan ketidakpuasan bagi mereka. Oleh karena itu, penampilan selama debat capres dan cawapres merupakan kunci untuk meyakinkan mereka, tidak hanya soal gagasan yang disampaikan, tetapi juga ketahanan menahan serangan dari kandidat lainnya.

”Pasangan Prabowo-Gibran menunjukkan bahwa meski sudah terus-menerus dipukul, tetapi masih sehat, segar, dan waras,” ujar Budiman saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (23/1/2024).

Baca juga: Pengaruh Debat Bisa Berdampak Lebih Besar

Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kedatangan Budiman Sudjatmiko di kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Selasa (18/7/2023) malam.
KURNIA YUNITA RAHAYU

Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kedatangan Budiman Sudjatmiko di kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Selasa (18/7/2023) malam.

Kendati Prabowo dan Gibran dinilai bisa melewati debat dengan baik, Budiman menilai pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar serta nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD tidak menempatkan agenda tersebut sebagai debat presidensial. Gaya debat yang mereka terapkan justru seperti debat parlementer yang fokusnya mengkritisi kebobrokan pemerintah yang tengah menjabat. Padahal, dalam debat presidensial, mereka semestinya fokus pada apa yang akan dilakukan ke depan, bukan apa yang tengah berjalan saat ini.

Dengan begitu, menurut Budiman, pasangan calon nomor urut 1 dan 3 juga tak menempatkan dirinya sebagai capres dan cawapres. ”Mereka gagal menjadi capres dan cawapres, gagal sebagai calon, karena mereka sering kali tergoda untuk tidak menjadi capres atau cawapres, tetapi menjadi pengkritik Presiden Joko Widodo, sehingga pertanyaan yang diajukan mengapa Presiden Jokowi melakukan ini, padahal seharusnya bagaimana jika Anda (Prabowo-Gibran) menjadi presiden dan wapres,” ujarnya.

Sama halnya dengan TKN Prabowo-Gibran, Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto, mengatakan, antusiasme publik terhadap penampilan Ganjar dan Mahfud dalam setiap debat menunjukkan ketertarikan yang tinggi. Hal itu, menurut dia, tentu berkorelasi dengan tingkat pengenalan dan elektabiitas kandidat.

Ia melanjutkan, debat kini juga menjadi penting karena menjadi momentum untuk menyampaikan visi, misi, dan agenda strategis pasangan calon. Debat adalah panggung rakyat, karena kandidat tidak hanya dituntut untuk menampilkan gagasannya secara jernih dan membumi dalam waktu terbatas, tetapi juga memerlukan seni dan gimik politik untuk memperkuat ide yang disampaikan.

Iklan

Baca juga: Gaya Debat Gibran Picu Sentimen Negatif

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dalam peluncuran buku karyanya yang berjudul <i>Suara Kebangsaan</i> di Jakarta, Minggu (7/8/2022).
DOKUMENTASI HUMAS PDI-P

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dalam peluncuran buku karyanya yang berjudul Suara Kebangsaan di Jakarta, Minggu (7/8/2022).

Lebih dari itu, kata Hasto, debat juga sudah menjadi kultur dalam demokrasi Indonesia. Itu juga menjadi ruang yang krusial bagi capres-cawapres untuk mendapatkan dukungan publik. ”Kami percaya bahwa debat menjadi referensi pemilih yang sangat penting. Dampaknya juga jauh lebih luas, tidak hanya pada undecided voters, tetapi juga mampu menggiring strong voters untuk ikut berubah,” katanya.

Tunjukkan perbedaan

Sementara itu, Wakil Deputi Kampanye Kreatif Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) Taufik Basari mengatakan, dari rangkaian debat, Timnas Amin meyakini sudah tampak diferensiasi dari para pasangan calon. Diferensiasi itu meliputi agenda dan program utama yang akan dilaksanakan jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Taufik mencontohkan, pada debat calon wakil presiden pada Minggu (21/1/2024), Muhaimin telah menunjukkan pasangan Anies-Muhaimin menempatkan isu lingkungan, reforma agraria, dan masyarakat adat sebagai bagian penting dari perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia serta nilai etika lingkungan hidup sebagai visi pembangunan. Debat tersebut mengangkat tema pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, serta desa.

”Tetapi, misalnya, ada pasangan calon tertentu yang menempatkan pembangunan ekonomi sebagai segala-galanya sehingga menempatkan isu lingkungan hidup, reforma agraria, dan masyarakat adat hanya sebagai salah satu komponen pertimbangan dalam pembangunan saja,” kata Taufik.

Taufik Basari
KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU

Taufik Basari

Menurut Taufik, perbedaan antarpasangan calon penting untuk menjadi pertimbangan bagi pemilih dalam menentukan pilihan mengenai pasangan mana yang dianggap tepat untuk membawa Indonesia ke depan. Publik bisa mengetahui kualitas seorang pemimpin nasional lewat ajang debat tersebut.

Tak hanya itu, debat capres-cawapres juga merupakan jalan untuk meyakinkan para pemilih kritis. Karena itu, Timnas Amin akan terus menampilkan diskursus tentang substansi debat dan mengajak masyarakat kritis dengan cara kampanye dialogis. Ini diyakini akan berdampak positif bagi elektabilitas pasangan calon Anies-Muhaimin.

”Setelah debat cawapres kemarin, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mengingatkan agar kita bisa memisahkan mana yang gimik dan mana yang substantif. Debat adalah adu pikiran, bukan adu gimik. Kita harus memberikan pendidikan politik untuk mengingatkan publik agar tetap fokus pada substansi dan tidak terpengaruh pada gimik,” ujar Taufik.

Para calon wakil presiden tampil di babak terakhir dalam Debat Keempat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Para calon wakil presiden tampil di babak terakhir dalam Debat Keempat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Pasangan Amin juga terus melakukan metode kampanye dialogis untuk menggaet para pemilih bimbang atau yang belum menentukan pilihan. Anies-Muhaimin ingin memberikan pendidikan politik kepada publik dengan cara mengajak masyarakat menjadi pemilih yang rasional dan kritis, baik melalui adu gagasan berupa debat pasangan calon maupun berdialog dengan capres-cawapres.

”Kita butuh presiden dan wakil presiden yang mampu memimpin bangsa ini dengan kejelasan pikiran yang substantif, bukan aktor drama yang jago memainkan gimik tetapi nirsubstansi,” kata Taufik.

Editor:
ANTONIUS PONCO ANGGORO
Bagikan