budaya populer
Pesan HAM yang Mengalir di Drama Korea…
Selama pandemi, jumlah penonton drama Korea di Indonesia meningkat. Selain untuk hiburan, ada sejumlah film dan serial yang membawa pesan isu HAM. Budaya populer pun bisa jadi medium penyampai pesan perlindungan HAM.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengadakan diskusi daring ”Belajar HAM dari Drama Korea”, Rabu (25/8/2021). Diskusi itu antara lain membahas bagaimana budaya populer bisa menjadi medium yang efektif untuk menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait dengan isu hak asasi manusia.
Tanpa bantuan sopir taksi hijau, reporter televisi Jerman, Jurgen Hinzpeter, tidak akan bisa mewartakan kebrutalan militer Korea Selatan kepada dunia. Sopir taksi paruh baya bernama Kim Sa-bok itu berani menembus situasi berbahaya menuju lokasi pemberontakan di kota Gwangju. Di sanalah mahasiswa dan aktivis bersatu menolak represi rezim militer.
Cerita tentang sejarah Korea Selatan (Korsel) menurunkan rezim militer itu divisualisasikan apik dalam film A Taxi Driver yang ditayangkan pada 2017. Film yang diilhami dari kisah nyata itu membawa masuk penonton pada perjuangan warga Korsel menuntut demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) pada 1980. Sekitar 200 mahasiswa dan aktivis tewas di tangan rezim militer karena menuntut demokrasi. Namun, media lokal Korsel tidak bisa memberitakannya karena ketatnya pengawasan rezim militer. Akses komunikasi diputus sehingga tidak ada informasi apa pun bisa keluar dari wilayah tersebut.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 2 dengan judul "Pesan HAM yang Mengalir di Drama Korea….".
Baca Epaper Kompas