Rivalitas Elite Menjadi Kunci Konflik Pemekaran
DEPOK, KOMPAS β Pemekaran daerah di Indonesia yang sejatinya bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dan meningkatkan kesejahteraan, dalam banyak kasus justru menimbulkan konflik. Elite sebagai kelompok kunci di masyarakat kerapkali muncul sebagai aktor, sekaligus faktor kunci terjadinya konflik di masyarakat.
Dalam konteks pemekaran Kabupaten Mamasa, di Sulawesi Barat, konflik etno-religius muncul karena para elite yang bersaing, memainkan politik identitas, terutama identitas agama untuk meraih kepentingan politiknya. Agama, oleh para elite kemudian dijadikan sebagai instrumen pemersatu β dalam konteks negatif β untuk menciptakan diferensiasi kelompoknya dengan kelompok lain yang berbeda kepentingan, sehingga tercipta polarisasi di masyarakat.