logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊRivalitas Elite Menjadi Kunci ...
Iklan

Rivalitas Elite Menjadi Kunci Konflik Pemekaran

Oleh
Antony Lee
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Swpg3CeAj51Ne7Wd--ne9yAFJAA=/1024x497/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2F20181023_112044_1540294379.jpg
ADITYA DIVERANTA UNTUK KOMPAS

Sidang disertasi Wartawan \'Kompas\' Mohammad Subhan, membahas dinamika konflik pemekaran daerah di Mamasa, Sulawesi Barat, bertempat di Auditorium Juwono Sudarsono, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (23/10/2018).

DEPOK, KOMPAS – Pemekaran daerah di Indonesia yang sejatinya bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dan meningkatkan kesejahteraan, dalam banyak kasus justru menimbulkan konflik. Elite sebagai kelompok kunci di masyarakat kerapkali muncul sebagai aktor, sekaligus faktor kunci terjadinya konflik di masyarakat.

Dalam konteks pemekaran Kabupaten Mamasa, di Sulawesi Barat, konflik etno-religius muncul karena para elite yang bersaing, memainkan politik identitas, terutama identitas agama untuk meraih kepentingan politiknya. Agama, oleh para elite kemudian dijadikan sebagai instrumen pemersatu – dalam konteks negatif – untuk menciptakan diferensiasi kelompoknya dengan kelompok lain yang berbeda kepentingan, sehingga tercipta polarisasi di masyarakat.

Editor:
Bagikan