logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMutilasi Pohon Kehidupan
Iklan

Mutilasi Pohon Kehidupan

Satu dari tiga spesies pohon di dunia berisiko punah, menjadi alarm bagi robohnya ekosistem penyangga kehidupan.

Oleh
AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Maruf, salah seorang anggota komunitas Punan Batu, yang masih hidup secara berpindah-pindah di hutan sekitar Gunung Benau, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, September 2022. Punan Batu merupakan kelompok pemburu peramu terakhir yang masih aktif di Kalimantan, tetapi kehidupan mereka semakin terancam oleh menyempitnya hutan yang menjadi sumber makan dan tempat hidup.
AHMAD ARIF

Maruf, salah seorang anggota komunitas Punan Batu, yang masih hidup secara berpindah-pindah di hutan sekitar Gunung Benau, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, September 2022. Punan Batu merupakan kelompok pemburu peramu terakhir yang masih aktif di Kalimantan, tetapi kehidupan mereka semakin terancam oleh menyempitnya hutan yang menjadi sumber makan dan tempat hidup.

Tujuh tahun lalu, dalam perjumpaan pertama, Maruf, salah satu kepala keluarga Punan Batu, pemburu dan peramu terakhir yang tinggal di hutan Kalimantan, menitipkan pesan agar hutan mereka bisa dijaga dari para penjarah, terutama dari perkebunan sawit yang semakin merangsek. "Hutan ini adalah rumah kami, sumber hidup kami. Kami tidak menebang, juga tidak menanamnya. Setiap satu pohon ditebang, sumber hidup kami berkurang,” demikian ujar Maruf.

Bagi masyarakat yang hidup jauh dari hutan, ucapan Maruf ini mungkin terdengar klise. Namun, hari itu, Maruf mengajak saya keliling hutan dan menunjukkan bahwa setiap tanaman memiliki manfaat, dan lebih dari itu saling terhubung. Ada berbagai pohon buah, yang di bawah tajuknya ditumbuhi umbi rambat, jamur dan sayur, berbagai tanaman obat hingga racun untuk sumpit, serta tali akar yang menjadi sumber air segar.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan