Perubahan Iklim
Belajar dari Kegagalan Kebijakan Iklim
Sebagian besar kebijakan iklim berujung pada kegagalan menurunkan emisi karbon. Aksi global mesti lebih ambisius.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F07%2F16%2F97f28d12-90b2-4114-bb73-1f62b1ff28e6_jpg.jpg)
Aktivitas perawatan di PLTS terapung Cirata, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (15/7/2024). PLTS terbesar di Asia Tenggara ini memiliki kapasitas 192 megawatt-peak (MWp) dan mampu memproduksi 245 juta kilowatt jam (kWh) energi bersih per tahun. Kapasitas tersebut dapat mengaliri listrik setara lebih dari 50.000 rumah.
Suhu Bumi memanas hingga mencapai rekor tertinggi akibat bertambahnya emisi gas rumah kaca, terutama dari bahan bakar fosil. Hingga kini, aksi global untuk menahan laju pemanasan global sesuai kesepakatan Paris belum menunjukkan dampak signifikan untuk mengurangi emisi.
Evaluasi global terhadap kebijakan iklim dari 41 negara di enam benua selama dua dekade terakhir menunjukkan upaya ini sebagian besar gagal menurunkan emisi. Hasil riset yang diterbitkan di jurnal Science, pada Kamis (22/8/2024), mengungkap banyak langkah kebijakan gagal mencapai target penurunan emisi.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Perkuat Kebijakan Iklim".
Baca Epaper Kompas