Analisis Budaya
Memimpikan Kurikulum Inklusif
Jika anggaran pendidikan nasional membaik, pemikiran ke arah Kurikulum Inklusif yang terkesan utopis bisa dilakukan.

Idi Subandy Ibrahim
Sejak kita merdeka, berbagai kebijakan pendidikan telah dibuat, berbagai kurikulum telah dicoba, jika kita selisik lebih dalam, muara dari tujuan pendidikan nasional dalam garis besarnya sudah terang benderang: mendidik manusia merdeka, meningkatkan kapabilitas dan kemandirian individu, dan melahirkan manusia beradab!
Bukankah konstitusi mengamanatkan pemerintah ”memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Kemudian, ”mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Mengimpikan Kurikulum Inklusif".
Baca Epaper Kompas