logo Kompas.id
OpiniPentingnya ”Pemimpin Jangkar”
Iklan

Pentingnya ”Pemimpin Jangkar”

Kita perlu menjauhkan ruang-ruang sosial tertentu dari rambahan polarisasi politik, seperti ruang pendidikan dan rumah ibadah. Sebab, ruang-ruang ini menjalankan fungsi perlindungan bagi semua pihak.

Oleh
ULIL ABSHAR-ABDALLA
· 1 menit baca
Ulil Abshar Abdalla
PANDU LAZUARDY PATRIARI

Ulil Abshar Abdalla

Sebagai bangsa, saya kira, kita sudah berada pada titik tak bisa mundur lagi dalam beberapa hal. Salah satunya, dan inilah yang paling penting, ialah kita tidak bisa mundur lagi ke sistem otoriter seperti dalam rezim lalu. Kita sudah berada pada tahap yang agaknya susah lagi dibalikkan: tahap demokrasi. Kita, dengan agak bangga, sudah bisa mengatakan bahwa demokrasi sudah menjadi semacam the only game in town di negeri ini.

Tentu saja tendensi-tendensi otoriter bisa saja muncul dalam sistem demokratis, dan oleh karena itu sejumlah pengamat berbicara tentang adanya kemunduran demokrasi (democratic backsliding) di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Meski demikian, satu hal telah pasti bahwa lembaga-lembaga demokrasi telah cukup kokoh bercokol di negeri ini. Hal itu di antaranya pemilu bebas, sistem multipartai, pers yang cukup bebas, masyarakat sipil yang cukup kuat, dan sebagainya.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan