Mutu Guru, LPTK, dan ”Bologna Process”
Dari 423 lembaga pendidikan guru dan tenaga kependidikan, 324 LPTK tidak terakreditasi atau terakreditasi rendah. Mutu pendidikan guru harus diselamatkan untuk menghasilkan guru bermutu.
Menarik dikenang ketika Tony Blair terpilih untuk kedua kalinya sebagai Perdana Menteri Inggris, pada 22 Mei 2001 di University of Southampton, ia menyampaikan tiga prioritas utamanya, yakn: pendidikan, pendidikan, dan pendidikan. Sekiranya, Blair ditanya apa masalah utama pendidikan itu, mungkin ia akan menjawabnya: guru, guru, dan guru.
Di Indonesia, persoalan pokok guru kelihatannya terkait dengan aneka paradoks: kelebihan atau kekurangan jumlahnya, pengangkatan atau distribusinya, peningkatan kesejahteraan atau perbaikan mutunya, dan pembatasan atau tanpa pembatasan penerimaan mahasiswa calon guru di lembaga pendidikan guru dan tenaga kependidikan (LPTK). Meski terlihat amat nyata di depan mata, negara kelihatannya belum hadir menangani berbagai paradoks itu secara menyeluruh.