logo Kompas.id
OpiniSuara Lirih “Muazin” Bangsa
Iklan

Suara Lirih “Muazin” Bangsa

Suara Haedar dan Magnis ibarat suara “muazin” bangsa yang kian lirih di pinggiran. Suara “muazin” bangsa yang berteriak-teriak akan kondisi bangsa, tenggelam di tengah jebakan politik pragmatis.

Oleh
BUDIMAN TANUREDJO
· 1 menit baca
Budiman Tanuredjo (BDM)
SALOMO

Budiman Tanuredjo (BDM)

Jagat politik riuh-rendah. Ada “bocoran” Mahkamah Konstitusi memutuskan pemilu kembali sistem tertutup. Padahal, MK belum memutuskan apa-apa. Ada yang menyebut pembocoran isu itu adalah pre-emptive strike (mendahului peristiwa). Tapi jangan-jangan pernyataan itu ilusi atau halusinasi. Tapi bocoran cepat “dipercaya”.

Dalam kasus lain. Tanpa ada pembocoran terbuka, MK memperpanjang masa jabatan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dari awalnya empat tahun jadi lima tahun. Lumayanlah ada tambahan satu tahun menjadi pemimpin KPK. Itu fakta. Putusannya sudah ada. Yang mengajukan uji materi hanya Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron. Tapi yang menerima kenikmatan semua pimpinan KPK dan lima orang anggota Dewan Pengawas KPK.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan