Identitas Keislaman
Mewujudkan Islam yang Toleran
Sepuluh tahun terakhir berkembang wacana identitas keislaman di Indonesia antara yang tumbuh bersama budaya lokal ”vis a vis” budaya Timur Tengah. Disayangkan jika muncul sentimen anti-identitas keislaman berbeda.

Didie SW
Perkembangan menarik berlangsung sekitar 10 hingga 20 tahun terakhir dalam percakapan Islam di Indonesia. Yaitu, munculnya kesadaran tentang pentingnya identitas keislaman yang khas di kawasan ini vis-a-vis Islam yang dibentuk oleh budaya Arab atau Timur Tengah.
Kesadaran ini, dugaan saya, adalah bagian dari bangkitnya gejala ”politik identitas” dalam arti luas di seluruh dunia dalam periode pasca-Perang Dingin. Perkembangan ini semacam echo dari perkembangan serupa di dunia luar. Dengan mengatakan ini, bukan berarti saya menolak aspek ”organis” di dalamnya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "“Islam Arab” dan Islam “Pribumi”".
Baca Epaper Kompas