logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บMengajar dengan Bertanya
Iklan

Mengajar dengan Bertanya

Kalau kita meyakini setiap peserta didik itu unik, kita mestinya memberi ruang bagi peserta didik untuk melakukan proses belajarnya dengan unik juga.

Oleh
SIDHARTA SUSILA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TDcAjkesvSNIA0G_Ma3n9Yxtv_I=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F9ee4b533-a366-4607-ab4e-3f0ee9aea017_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Siswa kelas V mengikuti penilaian akhir semester tahun pelajaran 2020/2021 di Madrasah Ibtidiayah Assuโ€™ada, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Selasa (1/12/2020). Ujian tatap muka dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Pembelajaran tatap muka ini atas seizin orangtua siswa.

Saya sepakat dengan Prof Drs Yohanes Surya, MSc, PhD bahwa tidak ada anak yang bodoh. Yang ada adalah anak yang tidak mendapat kesempatan dan pengalaman belajar yang sesuai.

Pengalaman belajar sejumlah penemu besar menunjukkan pernyataan itu. Salah satunya Thomas Alva Edison. Ia hanya betah beberapa bulan di bangku sekolah. Thomas A Edison tidak menemukan pengalaman belajar yang pas dengan keunikan dirinya dalam sistem pembelajaran klasikal konvensional.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan