logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊEkonomi dalam Normal Baru
Iklan

Ekonomi dalam Normal Baru

Dampak wabah mungkin akan panjang. Kita harus punya baju hangat, persediaan yang baik dan cukup. Kita harus menjaga ritme agar tak kehabisan stamina. Kita perlu bijak dan berani memilih di antara pilihan yang sulit.

Oleh
Muhamad Chatib Basri
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/hmHB28qJeBko59ay6zXYCqYp11Q=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F515211_getattachment7bbea9fd-7fa7-487b-9963-8e7aea7c3a85506595.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Chatib Basri

Pandemi Covid-19 punya banyak cerita tentang kematian, kemiskinan, dan air mata. Ekonomi Indonesia pun mencatatnya dengan cemas. Pertumbuhan ekonomi turun tajam dari 4,97 persen triwulan IV-2019 menjadi 2,97 persen triwulan I- 2020. Padahal, kita tahu, periode Januari-Februari belum ada pengaruh signifikan dari Covid-19 terhadap ekonomi kita.

Pemerintah baru mengumumkan adanya kasus Covid-19 di Indonesia awal Maret 2020. Artinya, dampak wabah, dari sisi domestik, seharusnya baru memukul ekonomi kita di bulan Maret. Lalu, jika pertumbuhan ekonomi triwulan pertama turun begitu tajam, itu artinya situasi ekonomi di bulan Maret memang amat memburuk sehingga menarik turun pertumbuhan ekonomi triwulan pertama.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan