Perubahan adalah keniscayaan dalam hidup. Perlahan dunia kembali seperti dulu. kita masuk lagi pada dunia yang riuh penuh dinamika. Bergerak dengan ritme dan segala konsekuensi barunya. Juga menemukan cara bertahan.

Kenaikan kasus Covid-19 kembali membayangi Surabaya, Jawa Timur, sehingga penanganan dan pengendalian terpadu dengan disiplin protokol kesehatan, kinerja penanganan, dan vaksinasi jangan mengendur.

Indonesia pasca-Covid-19 merupakan momentum kritikal untuk merefleksikan kebijakan yang ada selama ini dan mereformasi kebijakan sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tahan bencana.

Wacana larangan mudik guna memutus penularan virus Covid-19 semakin longgar. Masalahnya, sudahkah kita menimbang seberapa sanggup desa menyangga kedatangan orang dari kota, sementara desa sendiri tak imun dari Covid-19.

Situasi pandemi Covid-19 yang menurun di Surabaya dan kemungkinan status pandemi berubah menjadi endemi tetap berkonsekuensi bagi masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan guna mencegah penularan meluas.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, memberikan sinyal perayaan Idul Fitri pada tahun ini bisa dijalankan masyarakat secara normal.

Derajat optimisme masyarakat dalam menyikapi normal baru menunjukkan tren positif. Namun, tren tersebut masih menyimpan beberapa catatan kritis.

Mencapai situasi endemi sebagai normal yang baru memerlukan pula cara pandang hidup dan kondisi baru. Ini yang perlu dipersiapkan pemerintah dan masyarakat.