Iklan
Tanah Melayu, Sambal Para Raja Riau-Lingga, hingga Trio Pilado Kampar
Sambal wilayah kepulauan di bumi Melayu mengadaptasi kondisi alam agar tahan lama saat dibawa melaut berminggu-minggu.
Sambal telah menjadi menu santapan orang Melayu di wilayah kepulauan sejak zaman Kesultanan Riau-Lingga. Lahan pertanian minim sehingga cabai harus didatangkan dari daratan Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Melahirkan sambal-sambal khas yang mengadaptasi kondisi alam setempat.
Mayoritas Melayu di Kepulauan Riau bekerja sebagai nelayan tangkap sehingga membutuhkan makanan awet agar bisa dijadikan bekal melaut hingga berminggu-minggu. Akhirnya, banyak sambal di Kepri memiliki ciri khas tahan lama saat disimpan. Hal itu didapatkan dari fermentasi ataupun dimasak sampai kering.