logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊTanah Melayu, Sambal Para Raja...
Iklan

Tanah Melayu, Sambal Para Raja Riau-Lingga, hingga Trio Pilado Kampar

Sambal wilayah kepulauan di bumi Melayu mengadaptasi kondisi alam agar tahan lama saat dibawa melaut berminggu-minggu.

Oleh
PANDU WIYOGA, RHAMA PURNA JATI, IRMA TAMBUNAN
Β· 0 menit baca
Kompas
Seperti halnya daerah lain, Masyarakat pesisir Pulau Rempang, Batam, Kepuluan Riau, juga memiliki kekayaan kuliner khas dengan bahan utama kekayaan laut. Salah satu yang keberadaannya semakin langka adalah sambal mencalok, penganan pedas dengan bahan baku fermentasi udang rebon.

Sambal telah menjadi menu santapan orang Melayu di wilayah kepulauan sejak zaman Kesultanan Riau-Lingga. Lahan pertanian minim sehingga cabai harus didatangkan dari daratan Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Melahirkan sambal-sambal khas yang mengadaptasi kondisi alam setempat.

Mayoritas Melayu di Kepulauan Riau bekerja sebagai nelayan tangkap sehingga membutuhkan makanan awet agar bisa dijadikan bekal melaut hingga berminggu-minggu. Akhirnya, banyak sambal di Kepri memiliki ciri khas tahan lama saat disimpan. Hal itu didapatkan dari fermentasi ataupun dimasak sampai kering.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan