logo Kompas.id
NusantaraOrang Minang dan ”Lado” yang...
Iklan

Orang Minang dan ”Lado” yang Tak Terpisahkan

Kegemaran warga Minang makan ”lado” alias cabai begitu melekat. Biarlah makan tanpa lauk asalkan ada ”lado”.

Oleh
YOLA SASTRA
· 1 menit baca
Warga menunjukkan<i> lado</i> atau cabai keriting yang baru saja ia panen di perkebunan masyarakat di Jorong Parit Dalam, Nagari Taeh Baruah, Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Jumat (20/9/2024).
KOMPAS/YOLA SASTRA

Warga menunjukkan lado atau cabai keriting yang baru saja ia panen di perkebunan masyarakat di Jorong Parit Dalam, Nagari Taeh Baruah, Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Jumat (20/9/2024).

Tak ada lado, tak bisa makan. Ungkapan ini sering terdengar di keluarga Minangkabau. Sampai-sampai terbit istilah, biarlah tidak makan daging asalkan ada lado alias cabai.

”Kalau tak ada lado, tak tersuap nasi. Jadi, makan harus ada lado. Meskipun tidak ada lauk, pakai cabai, garam, bawang saja sudah bisa makan,” kata Refinda Yani (57), warga Nagari Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat (20/9/2024).

Editor:
IRMA TAMBUNAN
Bagikan