logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊJagung, Sagu, dan Ubi yang...
Iklan

Jagung, Sagu, dan Ubi yang Mengarungi Samudra

Pelaut Wakatobi dan Buton dikenal ulung mengarungi samudra selama bergenerasi. Tradisi bahari ini ditopang pangan lokal mereka, yaitu ubi, jagung, dan sagu yang bisa awet dibawa melaut.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS, AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Pedagang menjajakan soami atau olahan ubi di pasar Pulau Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/8/2023). Selama bertahun-tahun, masyarakat di kepulauan memanfaatkan pangan lokal, baik itu sagu, jagung, maupun ubi, dalam keseharian ataupun saat melaut hingga berbulan-bulan. Meski begitu, saat ini nelayan beralih ke beras seiring masifnya perubahan pola pangan.
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Pedagang menjajakan soami atau olahan ubi di pasar Pulau Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/8/2023). Selama bertahun-tahun, masyarakat di kepulauan memanfaatkan pangan lokal, baik itu sagu, jagung, maupun ubi, dalam keseharian ataupun saat melaut hingga berbulan-bulan. Meski begitu, saat ini nelayan beralih ke beras seiring masifnya perubahan pola pangan.

Di siang yang terik di Desa Mantigola, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Azis (38), mempersiapkan perahu miliknya. Dalam beberapa jam, ia akan segera melaut mencari ikan. Akhir Agustus, angin timur masih bertiup cukup kencang.

Azis tak mengingat persis lagi sejak kapan ia ikut melaut. Sebab, serupa anak-anak suku Bajo lain, mereka telah ikut melaut ketika masih sangat dini. Mulai dari berenang, mendayung sampan, hingga memanah ikan adalah keahlian dasar yang wajib dimiliki setiap anak.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan