Menjaga Generasi Sumsel dari Karhutla
Karhutla menjadi momok menakutkan bagi warga Sumsel. Kebakaran 2015 dan 2019, kala asap menyeruak hingga ke pelosok daerah akibat ratusan ribu hektar lahan terbakar, menjadi pelajaran berharga untuk menghargai alam.
![Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (rompi jingga) memantau alat yang digunakan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Apel Karhutla Kegiatan Penguatan Kapasitas Kawasan untuk Pencegahan Kesiapsiagaan Bencana tahun 2023 di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (17/5/2023).](https://cdn-assetd.kompas.id/_wgH_67hnQlD_7D27QzpiNDRFEU=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F17%2F2ba116f2-18f8-4ca6-85f5-419dacf3e55b_jpg.jpg)
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (rompi jingga) memantau alat yang digunakan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Apel Karhutla Kegiatan Penguatan Kapasitas Kawasan untuk Pencegahan Kesiapsiagaan Bencana tahun 2023 di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (17/5/2023).
Pelajaran inilah yang kemudian dikemas demi memupuk kesadaran pada semua pihak agar tidak lagi membakar hutan, apalagi gambut.
Pelajaran ini penting karena bagi Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, mitigasi bencana bukan sebatas menyiapkan alat pemadam, melainkan bagaimana membangun pola pikir masyarakat untuk tidak membakar lahan. โKesadaran untuk tidak membakar lahan sudah harus ditanam sejak dini,โ ujarnya, Senin (29/5/2023).