logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊProgram Selisih Harga Belum...
Iklan

Program Selisih Harga Belum Mampu Turunkan Harga Kedelai di Jateng

Harga kedelai di Jawa Tengah masih terus melambung, menjauhi harga acuan yang ditetapkan pemerintah. Solusi jangka panjang melalui swasembada kedelai ditunggu untuk mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor.

Oleh
KRISTI DWI UTAMI
Β· 1 menit baca
Warga mendinginkan kedelai yang akan dijadikan tempe di sentra industri tempe Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (7/1/2021). Adanya kenaikan harga kedelai membuat produsen mengurangi produksi harian tempe dari 2 kuintal menjadi 1,5 kuintal.
KRISTI DWI UTAMI

Warga mendinginkan kedelai yang akan dijadikan tempe di sentra industri tempe Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (7/1/2021). Adanya kenaikan harga kedelai membuat produsen mengurangi produksi harian tempe dari 2 kuintal menjadi 1,5 kuintal.

SEMARANG, KOMPAS β€” Para perajin tahu dan tempe di Jawa Tengah mengeluhkan masih mahalnya harga kedelai di tengah berlangsungnya program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai. Pada Senin (11/7/2022), rata-rata harga kedelai Rp 12.460 per kilogram, lebih tinggi dari harga acuan yang ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan data Harga Kepokmas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, rata-rata harga kedelai Rp 12.460 per kilogram. Harga kedelai tertinggi di Pasar Bulu, Pasar Gayamsari, dan Pasar Karangayu, yakni Rp 12.600 per kilogram.

Editor:
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
Bagikan